Batal Tegang
Malam itu aku pulang sendirian, tanpa barengan teman-temanku. Berjalan menuju stasiun ditemani tas besar di punggungku, kopi di botol genggamanku, dan sebungkus roti yang diberikan di meja bangku kantorku. Sesampaiku di Stasiun yang tidak jauh dari kantorku, sepi, sunyi hanya ada penjaga dan seorang gadis kecil sebelah timur di seberang rel tempat aku duduk. Gadis kecil di seberangku itu terlihat lemas dan loyo. Aku duduk menatap mencoba memahami gerak-gerik anak itu. Saat aku meletakkan sebungkus roti dan sebotol kopi di sebelahku. Berganti. Gadis kecil itu menatapku tajam. Gadis yang berjubah putih, duduk berlipat kaki, berambut panjang itu menatapku tajam sambil berpangku tangan. Aku merunduk membuang pandangan dari gadis itu. Tetiba buluku merinding seketika. Sungguh terminal itu sepi hanya ada saya, gadis kecil itu dan penjaga. Penjaga yang hanya berdiri membelakangi aku dan gadis kecil itu. Gadis itu tetap menatapku tajam. Aku membiarkannya, aku tetap fokus membaca koran yang